Nah, kali ini pohon jambu air saya tersebut berbuah dengan baik, tidak busuk dan saya bisa memakannya dengan puas. Rasa buahnya masih manis seperti biasanya dan banyak airnya karena musim hujan. Lumayan untuk dibuat rujak dengan bumbu gula merah yang sedap. Saya tidak mengerti mengapa tahun ini berbuah banyak dan bagus, mungkin karena cuaca ekstrim seperti curah hujan yang terus menerus yang diselingi juga oleh panas terik yang bisa muncul dengan tiba-tiba. Hal inilah yang mungkin mengganggu atau menghambat populasi serangga untuk berkembang biak. Karena serangga lah yang membawa atau memberi peluang kepada organisme-organisme kecil seperti ulat yang bisa merusak perkembangan daging buah jambu air hingga menjadi busuk.
Saya senang karena pohon jambu air saya ternyata masih produktif menghasilkan buah. Kalau dihitung usianya sudah sangat tua, sekitar tiga puluhan tahun lebih. Saya pernah berencana untuk memangkas ranting-rantingnya agar cabangnya merintis daun kembali, tapi hal itu urung saya lakukan karena pohonnya terlalu tinggi ditambah lagi banyak semutnya sehingga saya tidak memungkinkan untuk memanjatnya.
Saking lebat buahnya, saya sampai mempersilahkan para tetangga untuk memetik sendiri buahnya jika mereka menginginkan, karena sangat disayangkan bila buah jambu air yang sudah masak akan terus berjatuhan setiap harinya jika tidak segera dipetik.